Tugas modul 1.2.a.3 Mulai dari diri – Nilai dan Peran Guru Penggerak
Tugas modul 1.2.a.3
Mulai dari diri – Nilai dan Peran Guru
Penggerak
Nama : Yogi Yuda Hidayat,S.Pd., M.Pd.
Unit Kerja :
SMKN 2 Cipatujah
Kabupaten :
Tasikmalaya
Provinsi :
Jawa Barat
Calon Guru Penggerak Angkatan 6
B.
Pertanyaan
1.
Peristiwa positif: Pada usia 10
tahun awal kelas 5 SD saya memiliki guru yang bernama Pak Iwa beliau guru yang
sangat penuh perhatian kepada seluruh siswa, kebiasaan beliau pada saat sebelum
lonceng pulang berbunyi sering memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa, dan
untuk siswa yang bisa menjawab pertanyaan bisa pulang lebih duluan, kebetulan
pada saat itu saya yang lebih sering pulang terdahulu setiap diberi pertanyaan
oleh Pak Iwa sehingga yang saya rasakan perhatian beliau terasa lebih terhadap
saya, dan setiap saya menjawab dengan benar pasti terlontar kata-kata pujian
yang saya rasakan pada saat itu menambah saya lebih bersemangat lagi dalam belajar.
2.
Peristiwa negatif: Pada saat saya
duduk di bangku kelas 2 SMP sekitar usia 13 tahun pada saat mengikuti pelajaran
Bahasa Inggris yang pada saat itu digurui oleh Ibu Titi, dan beliau memberikan
tugas latihan soal dan setelah mengerjakan latihan soal tersebut beliau
menunjuk satu persatu siswa untuk memberikan jawabannya di depan dan langsung
ditulis di papan tulis, pada saat itu saya sedang ngobrol dengan teman dan saya
langsung ditunjuk dan disuruh untuk menjawab pertanyaan di depan, lalu saya pun
ke depan dan menuliskan jawaban saya di papan tulis namun jawaban yang saya tulis
tersebut ternyata jawabannya salah dan akhirnya beliau memarahi saya dan
memukul saya menggunakan penggaris plastik tebal sampai penggarisnya pun pecah
terbelah sambal berkata “makanya kamu jangan ngobrol aja” dengan nada keras,
hal tersebut saya akui merupakan kesalahan saya akan tetapi sebenarnya pada
saat itu yang saya obrolkan dengan teman adalah seputar latihan soal yang
diberikan beliau. Dari kejadian tersebut akhirnya membuat saya setiap mengikuti
pelajarannya menjadi merasa takut, saya menjadi tegang dan sedikit tidak
nyaman.
Dari kedua peristiwa tersebut
berdasarkan pengalaman pribadi saya bisa menunjukan bahwa guru yang memperlakukan
siswanya dengan baik, penuh perhatian serta memberikan penghargaan akan menjadikan seorang siswa tersebut akan
menjadi lebih bersemangat dalam belajar dan termotivasi untuk selalu lebih baik
lagi, dikarenakan ada kenyamanan yang didapat oleh siswa tersebut sehingga
berdampak pada meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran,
sebaliknya dengan perlakuan yang kasar dan penuh ancaman dari guru akan membuat
siswa menjadi merasa tertekan dalam mengikuti pembelajarannya meskipun tujuan
guru tersebut memiliki tujuan yang baik akan tetapi dengan cara yang kurang
menyenangkan akan membuat motivasi belajar siswa justru akan menjadi menurun. Guru adalah seorang
penuntun bukan penuntut. Guru sebagai penuntun sudah seharusnya dapat
memberikan contoh dan teladan bagi siswanya dalam menjalani kegiatan di
sekolah. Selain itu guru juga harus mengarahkan siswa untuk mampu membawa siswa
meraih masa depan yang cemerlang sesuai dengan kodrat mereka masing-masing. Untuk
itu, sebagai tuntunan guru harus mampu menempatkan diri sebagai penuntun yang
baik dan dapat dicontoh oleh siswa. Jika belum mampu menuntun maka seorang guru
harus mampu memperbaiki diri sepanjang waktu sehingga nantinya dapat menjadi
guru yang benar-benar digugu dan di tiru.
“Guru haruslah menjadi penuntun murid
dalam setiap proses pembelajaran, dengan tujuan untuk menggapai kehidupan yang
gemilang di masa yang akan datang. Belajar yang bermakna dan menyenangkan akan
memaknai setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh setiap murid
sehingga dapat dikenang untuk selama-lamanya, maka peran guru dibutuhkan
sebagai penuntun ke arah kebaikan dan kebajikan yang hakiki."
Komentar
Posting Komentar