Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
Modul 2.1 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Kegiatan
Refleksi sebagai bagian dari menilai diri sendiri merupakan bagian penting bagi
kita untuk melihat sejauh mana potensi dan kompetensi yang sudah kita miliki,
hal apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar ke depannya kita dapat
meningkatkan kompetensi diri kita. Pada refleksi kali ini saya tertarik
menggunakan model 4 P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan) yang dikembangkan
oleh Dr. Roger Greenaway.
PERISTIWA
Pembelajaran modul 2.1 ini merupakan
kelanjutan dari modul sebelumnya yaitu modul 1. Sebagaimana kegiatan di modul
1, kegiatan di modul 2.1 ini juga diawali dengan pre-test yang alhamdulillah
tidak terkendala jaringan dalam mengerjaannya sehingga waktu yang disediakan
cukup untuk menjawab semua pertanyaan yang ada di LMS. Pembelajaran menggunakan
alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi,
Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi
nyata).
Kegiatan mulai dari diri merupakan
awal dalam mempersiapkan diri untuk menerima pengetahuan baru pada
modul 2.1, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi konsep
pemikiran dari modul yang sudah dipelajari, diskusi dengan rekan-rekan
Calon Guru Penggerak dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan
persepsi serta saling memberi masukan yang konstruktif dalam membangun
pemahaman yang tepat tentang pembelajaran berdiferensiasi, Kemudian secara
mandiri menyusun RPP berdiferensiasi yang akan diunggah di LMS untuk mendapat
umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator, mendapat penguatan dari narasumber
dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang
sudah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran
berdiferensiasi di kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
sudah dibuat.
PERASAAN
Pada modul 2.1 tentang pembelajaran
berdiferensiasi ini, saya sangat bahagia dan senang sekali karena ini
menjadi penguat bagi saya pribadi sebagai guru Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif yang selama ini kadang melaksanakan pembelajaran di kelas lebih
banyak berfokus pada praktik dari materi-materi yang ada di
kurikulum, mengelompokkan anak secara berjenjang dimana kelompok
yang memiliki kemampuan lebih sering menjadi tutor sebaya bagi anggota
kelompok yang kurang, sehingga berdampak kepada faktor ketuntasan
materi kadang sedikit terlambat sesuai rencana dan program semester yang telah
kita buat. Saya akui dalam penerapan pembelajaran
diferensiasi belum jauh dari maksimal, karena terkadang
mengabaikan bahwa ada banyak keragaman kebutuhan belajar anak didik dalam satu
kelas, juga keterbatasan pemahaman kita tentang pembelajaran diferensiasi. Hal
ini semakin menyadarkan dan menguatkan diri saya, bahwa belajar adalah menuntun
anak didik mencapai tujuan, dan tentu sebagai guru tidak bisa memaksa
masing-masing anak untuk meniti jalan yang sama dalam proses mencapai
tujuannya, namun guru dituntut bisa memfasilitasi anak dengan berbagai jalan
alternatif-alternatif yang sesuai dengan kebutuhan murid, seperti yang
diharapkan dalam pembelajaran diferensiasi.
PEMBELAJARAN
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah
usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya
yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Bagaimana guru
menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan
menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid
tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang
berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Bagaimana guru menciptakan
lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar dan bekerja keras
untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap
murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang
proses belajar mereka.
Dalam hal Manajemen kelas, dalam
pembelajaran diferensiasi harus tetap yang efektif. Bagaimana guru harus
terampil menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya
fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin
melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Demikian juga dalam Penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang dan
berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut terampil menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat
menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang
sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Pembelajaran berdiferensiasi ini
harus didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir
berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam
merespon semua kebutuhan belajar murid. Kemudian dalam kegiatan
pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi: diferensiasi konten;
diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Harapannya, semua murid
bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga
lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.
PENERAPAN
Dalam penerapan pembelajaran
berdiferensiasi harus dapat diselenggarakan secara efektif, maka untuk
itu perlu pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat
dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses,
serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Data pemetaan bisa diperoleh dari
data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui observasi
(pengamatan), atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid. Bagi saya
ini pengetahuan ini merupakan pengetahuan baru, sehingga dalam praktek saya
masih butuh proses belajar dan terus belajar. Mari bersemangat untuk kita semua
bapak ibu guru, Ayo kita ikut berkontribusi dalam transformasi pendidikan
di Indonesia, murid kita sekarang adalah aset berharga yang kelak menjadi
pemimpin bangsa.
Komentar
Posting Komentar