OPTIMALISASI PERBANDINGAN ANTARA INDERA PENGLIHATAN DAN INDERA PERABA DALAM MENELAAH SUATU OBJEK BENDA

OPTIMALISASI PERBANDINGAN ANTARA
INDERA PENGLIHATAN DAN INDERA PERABA
DALAM MENELAAH SUATU OBJEK BENDA

Oleh : Yogi Yuda Hidayat


         A.           Latar Belakang
Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu individu secara langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar di samping dari dalam dirinya sendiri. Ia mulai merasa kedinginan, sakit, senang, tidak senang, dan sebagainya.
Individu mengenali dunia luarnya dengan menggunakan alat inderanya. Bagaimana individu dapat mengenali dirinya sendiri maupun keadaan sekitarnya, hal ini berkaitan dengan persepsi (perception). Melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga indvidu menyadarai apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, individu mengalami persepsi. Karena itu proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari persepsi. Proses peginderaan akan selalu terjadi setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat inderanya, melalui reseptornya.
Ada lima penginderaan yang dimiliki manusia yang diberikan oleh sang Khalik yang dijadikan modal dan bekal kepada manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. Lima indera itu adalah, mata sebagai indera penglihatan, telinga sebagai indera pendengaran, hidung sebagai indera pencium, lidah sebagai indera pengecap atau perasa dan kulit sebagai indera perabaan. Dengan kelima indera tersebut manusia dapat mengenal dan kemudian dapat menerima keadaan disekitarnya, dan juga sebagai langkah awal (alat) seorang manusia dapat mengenal segala pengetahuan yang belum diketahuinya. Dengan kata lain, penginderaan merupakan tindakan pertama pengetahuan karena dibentuk berdasarkan objek yang diketahui. Sebagai hasilnya, hal itu dapat dikatakan bahwa indera memainkan peran adaftif yang signifikan sebagai : (1) sumber informasi; (2) perlindungan terhadap hal yang melukai atau ancaman yang melukai; (3) memberikan orientasi kepada lingkungan; dan (4) memberikan apresiasi estetika (Surya, 2016 : 58).

B.            Pertanyaan Penelitian
Dari uraian latar belakang di atas, maka munculah pertanyaan, sejauh mana optimalisasi perbandingan antara masing-masing alat indera dalam mengenal suatu objek benda, disini peneliti akan membatasi dan hanya membandingkan 2 (dua) alat penginderaan, yaitu :
1.      Bagaimana optimalisasi perbandingan antara indera penglihatan dan indera peraba dalam mengenal suatu objek benda ?

C.           Landasan Konseptual
a.      Mata Sebagai Indera Penglihatan

Mata adalah salah satu alat indera yang Allah SWT karuniakan kepada manusia, yang berfungsi sebagai jendela visualisasi  (penglihatan) agar manusia dapat mengetahui kondisi lingkungan disekitarnya. Mata mempunyai reseptor untuk menangkap rangsang cahaya yang disebut fotoreseptor. Oleh karena itu, pada siang hari pantulan sinar matahari oleh benda-benda di sekeliling kita dapat kita tangkap dengan jelas. Sebaliknya pada malam hari, benda-benda di sekitar kita tidak memantulkan cahaya matahari seperti waktu siang hari. Akibatnya, kita hanya mampu melihat benda-benda itu bila mereka memantulkan cahaya dari sumber cahaya lain, misalnya lampu. Perhatikan Gambar 1. untuk mengetahui bagian-bagian bola mata. 

Bagian-bagian mata dan fungsinya :
1.    Kornea
Bagian ini adalah bagian terluar mata, kornea sendiri memiliki karakteristik kuat dan tembus terhadap cahaya. Fungsi dari kornea sendiri adalah menerima serta meneruskan cahaya yang masuk ke mata dan memberikan perlindungan terhadap bagian sensitif mata yang ada di bawahnya. cahaya yang diterima kornea akan diteruskan ke bagian dalam mata yang kemudian berakhir di retina.

2.    Aqueous humor
Adalah lensa mata dan cairan kornea, fungsinya adalah membiaskan cahaya ke bagian dalam mata

3.    Lensa kristalin
lensa mata ini mempunyai peran yang penting yaitu mengatur letak bayangan supaya jatuh tepat di bintik kuning. Lensa mata mempunyai tugas untuk memfokuskan cahaya dan meneruskanya supaya jatuhnya tepat di bagian retina.

4.    Iris
selaput ini di bagian tengahnya membentuk celah lingkaran. Fungsi dari iris adalah memberikan warna mata, dan mengatur perbesaran pupil (kondisi ini dilakukan untuk membatasi banyaknya jumlah cahaya yang dapat masuk ke iris). letaknya sendiri berada di tengah bola mata dan tepat di belakang kornea. Jenis ras atau bangsa menjadi faktor yang mempengaruhi warna iris yang beda-beda.

5.    Pupil
Adalah celah yang terbentuk akibat iris, fungsi dari celah ini adalah tempat cahaya masuk. Fungsi dari pupil adalah mengatur jumlah cahaya yang masuk. Fungsinya ini hampir sama dengan diagfragma pada kamera atau alat potret. pupil ini berbentuk seperti celah bulat yang letaknya berada di tengah iris.

6.    Otot mata
Otot ini berfungsi untuk mengatur besar dan kecilnya lensa, selain itu juga berfungsi sebagai penyangga lensa kristalin.

7.    Vitreus humor
Bentuknya seperti cairan bening dan biasanya mengisi rongga mata. Fungsinya meneruskan cahaya dari lensa menuju ke retina.



8.    Retina
Lapisan yang terdapat di bagian belakang dinding bola mata dimana disitu tempat bayangan akan dibentuk. Istilah lain dari bagian ini adalah selaput jala, dimana bagian ini adalah bagian yang peka terhadap cahaya. Terlebih pada bintik kuning, retina sendiri memiliki fungsi untuk menangkap cahaya dan  kemudian meneruskannya sampai ke saraf mata. kemudian cahaya akan diterima di ujung-ujung saraf yang ada di bagian selaput jala.

9.    Bintik kuning
Lengkungan yang terdapat di retina dan merupakan bagian yang paling peka.

10.               Syaraf optik
Syaraf ini berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang datang dari retina menuju ke otak. Tugasnya sendiri memang untuk meneruskan rangsang cahaya supaya sampai ke otak. Saraf optik membawa semua informasi yang akan diproses di dalam otak. Pada akhirnya kita dapat melihat suatu objek atau benda.


a.      Kulit Sebagai Indera Peraba
Fungsi utama kulit adalah sebagai indera peraba. Kita dapat membedakan dingin dan panas dengan kulit. Selain itu, kulit juga melindungi tubuh dari kuman penyakit. Kulit juga dapat mengatur suhu tubuh, caranya dengan mengeluarkan keringat melalui kulit. Saat berolahraga, terjadi pembakaran energi di tubuh. Hal ini membuat suhu tubuh meningkat. Karena itu, tubuh mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu tubuh.

1.    Epidermis (lapisan luar/kulit ari), tersusun atas 2 lapisan.
Ø  Lapisan tanduk
Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas. Lalu, sel-sel mati akan digantikan oleh sel-sel di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri. Selain itu, juga mencegah menguapnya keringat terlalu banyak.
Ø  Lapisan malpighi
Lapisan ini berada di bawah lapisan tanduk. Tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. Pada lapisan ini terdapat zat warna kulit. Selain itu, juga terdapat ujung saraf perasa nyeri. Bila lapisan ini berkelupas, akan terasa sakit.

2.    Dermis (lapisan dalam/kulit jangat), tersusun atas:
Ø  Jaringan lemak
Ø  Kelenjar keringat
Ø  Saluran keringat
Ø  Kelenjar minyak
Ø  Pembuluh darah
Ø  Reseptor (saraf penerima rangsang)

3.    Ujung-ujung saraf yang bekerja sebagai reseptor adalah sebagai berikut:
Ø  Ujung saraf Ruffini sebagai penerima rangsang panas.
Ø  Badan Krause sebagai penerima rangsang dingin.
Ø  Ujung saraf bebas sebagai penerima rangsang nyeri.
Ø  Badan Paccini sebagai penerima rangsang tekanan.
Ø  Badan Meissner sebagai penerima rangsang sentuhan.

A.      Metode Penelitian
a.    Desain Penelitian
Dalam menyusun laporan penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisa deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sbb :

1.    Eksperimen
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Pengumpulan data melalui pencatatan langsung dari percobaan/pengukuran.

2.    Teknik Pengumpulan Data dengan Observasi
Teknik observasi merupakan metode mengumpulkan data dengan mengamati langsung di lapangan. Proses ini berlangsung dengan pengamatan yang meliputi melihat, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus.

b.   Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Ø Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Cisompet, dengan jumlah siswa: 750 orang. Rinciannya, laki-laki : 391 orang dan perempuan : 359 orang.

2.    Sampel
Ø Sampel yang dijadikan objek penelitian adalah siswa  kelas IX-G, dengan jumlah siswa : 32 orang. Rinciannya, laki-laki : 17 orang dan perempuan : 15 orang.
Ø Dari sampel tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok indera penglihatan dan kelompok indera peraba, masing-masing kelompok terdiri dari 16 orang siswa.

c.    Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan adalah menggunakan jenis metode pengamatan (observasi), dengan jenis instrument lembar pengamatan (obsevation sheet) dan panduan pengamatan.
Adapun beberapa alat (benda) yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1.    Kelompok indera penglihatan :
Ø Sisir
Ø Bola plastik kecil
Ø Gunting
Ø Senter
Ø Baterai
Ø Asbak
Ø Kacamata
Ø Sendok
Ø Garpu
Ø Gelas plastik

2.    Kelompok indera peraba :
Ø Sisir
Ø Bola plastik kecil
Ø Gunting
Ø Senter
Ø Baterai
Ø Asbak
Ø Kacamata
Ø Sendok
Ø Garpu
Ø Gelas plastik


d.   Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Benda yang telah disiapkan, dibuat menjadi dua paket yang masing-masing paket berisikan 10 (sepuluh) benda yang sudah dikenal, dan masing-masing paket disimpan secara terpisah disesuaikan dengan masing-masing kelompok.
2.    Setelah terbagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok diminta berbaris secara terpisah.
3.    Kelompok A yaitu kelompok indera penglihatan diminta melihat 10 (sepuluh) benda selama 10 detik.
4.    Kelompok B yaitu kelompok indera peraba dengan mata tertutup diminta mengenal 10 (sepuluh) benda dengan meraba selama 10 detik.
5.    Selesai melihat atau meraba mereka harus menulis nama-nama benda yang mereka lihat atau raba.
6.    Hitung jumlah benda yang dijawab dengan benar.
7.    Bandingkan skor rata-rata kelompok A dan B.

e.    Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi serta diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa atau pertanyaan penelitian.
Pengolahan data yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini sesuai dengan apa yang telah dijabarkan pada langkah-langkah prosedur, yaitu akan dilakukan penghitungan jumlah benda yang dijawab dengan benar, lalu setelah itu akan membandingkan skor rata-rata kelompok A dan B, maka dengan ini dikarenakan data yang akan dihasilkan berwujud angka-angka maka data yang dihasilkan dikategorikan sebagai data kuantitatif.

B.       Hasil Dan Pembahasan
Hasil yang peneliti dapatkan dari judul penelitian “Optimalisasi Perbandingan Antara Indera Penglihatan Dan Indera Peraba Dalam Menelaah Suatu Objek Benda” yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 Maret 2017 dan peneliti laksanakan di SMP Negeri 1 Cisompet dengan sampel kelas IX-G sebanyak 32 orang siswa yang terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok indera penglihatan dan indera peraba. Setelah melalui prosedur dan tahapan pelaksanaan penelitian yang telah direncanakan diperoleh data sebagai berikut :

1.      Kelompok Indera Penglihatan
NO
Nama
Jenis Kelamin
Hasil yang Diperoleh
1.
Wilda 
P
8
2.
Ashza 
P
10
3.
Ghinasti 
P
9
4.
Ilma Nurhasanah
P
10
5.
Virza Sukma
P
10
6.
Anita Dwi
P
10
7.
Silva 
P
8
8.
Sita 
P
9
9.
Viki 
L
10
10.
Muflih 
L
9
11.
Yogi 
L
10
12.
Deki 
L
8
13.
Dendih 
L
10
14.
Rafli 
L
10
15.
Aceng 
L
9
16.
Rizal 
L
8
Jumlah
148
Rata-rata
9,25

2.      Kelompok Indera Peraba
NO
Nama
Jenis Kelamin
Hasil yang Diperoleh
1.
Meisya 
P
10
2.
Wina 
P
10
3.
Nurul 
P
7
4.
Mega 
P
8
5.
Wilda Jeni Santika
P
5
6.
Rana 
P
9
7.
Sela 
P
8
8.
Andi 
L
6
9.
Sansan 
L
7
10.
Insan 
L
7
11.
Riki 
L
8
12.
Rifal 
L
7
13.
Ridwan 
L
7
14.
Ega 
L
6
15.
Davi 
L
5
16.
Rendi 
L
7
Jumlah
117
Rata-rata
7,31

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian ini, dari kelompok indera penglihatan diperoleh skor tertinggi 10 artinya siswa mampu mengingat seluruh benda yang ada dalam jangka waktu 10 detik, dan untuk skor terendah adalah  8 artinya siswa mampu mengingat 8 benda dalam jangka waktu 10 detik. Selain itu diperoleh skor rata-rata yaitu 9,25 (sembilan koma dua puluh lima). Sedangkan untuk kelompok indera peraba diperoleh skor tertinggi 10 artinya siswa mampu mengingat seluruh benda yang ada dalam jangka waktu 10 detik, dan untuk skor terendah adalah  7 artinya siswa mampu mengingat 7 benda dalam jangka waktu 10 detik. Selain itu diperoleh skor rata-rata yaitu 7,31 (tujuh koma tiga puluh satu).
Maka jika melihat hasil pengolahan data perbandingan indera penglihatan dan indera perabaaan dalam penyimpanan informasi, dapat disimpulkan bahwa indera penglihatan  lebih optimal dalam menelaah suatu objek benda dibandingkan dengan indera peraba. Hal ini terbukti dari banyaknya benda yang diingat oleh siswa yang menggunakan indera penglihatan dibandingkan dengan yang menggunakan indera peraba.

A.    Kesimpulan Dan Rekomendasi
a.       Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa indera penglihatan  lebih optimal dalam menelaah suatu objek benda dibandingkan dengan indera peraba. Hal ini terbukti dari banyaknya benda yang diingat oleh siswa yang menggunakan indera penglihatan dibandingkan dengan yang menggunakan indera peraba.
Melalui alat inderalah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indera manusia tidak dengan sempurna dalam menjalani kehidupan ini. Di samping alat indera sebagai penerima stimulus harus di bantu oleh kemampuan otak untuk mengolah segala rangsangan yang diterima.

b.      Rekomendasi
Dengan alat penginderaan yang dimilikinya manusia bisa lebih optimal dalam menjalankan hidupnya. Dengan memiliki penglihatan ia bisa melihat keindahan maupun kejelekan yang ada pada lingkungan sekitarnya, dengan pendengaran ia bisa mengetahui tentang suatu berita terkini yang ada di lingkungannya maupun di luar lingkungannya, dengan perabaan ia bisa merasakan kasar atau halusnya suatu benda, dengan pengecapan ia bisa merasakan enak atau tidaknya suatu makanan atau minuman, dan dengan penciuman ia bisa membedakan mana yang wangi dan mana yang tidak wangi. Namun disini masing-masing alat indera memiliki kelebihan dan kekurangannya masing, jika dikaitkan dengan pembelajaran dalam usaha menambah pengetahuan penulis merekomendasikan untuk lebih mengoptimalkan indera yang cenderung memiliki fungsi yang lebih tinggi, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti jika membandingkan optimalisasi alat indera antara indera penglihatan dan indera peraba, maka akan lebih optimal jika menggunakan indera penglihatan.


B.            Kepustakaan
Surya, Mohamad. 2015. Strategi Kognitif dalam Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

C.           Dokumentasi Penelitian








Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS PENGUCAPAN JANJI DAN PRAKATA PELANTIKAN PENGURUS OSIS

Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Dalam Pancasila

MANFAAT KOMPUTER BAGI GURU DALAM PEMBELAJARAN